Belajar akuntansi melalui contoh; sebuah awal perjalanan bisnis kecil


Akuntansi itu sulit. Bukungan banyak dan tebal-tebal. Bahasanya gak umum. Harus pakai logika. Bikin pusing. Ya anda benar sekali. Itu jika anda ingin menjadi akuntan profesional, maka anda harus mempelajari segudang ilmu yang ada di ilmu akuntansi. Tapi jika anda seorang pebisnis atau pengusaha, tentu anda tidak perlu mempelajari secara mendetail. Mempelajari hal-hal yang kurang relevan dengan bisnis anda. Misalnya, anda tidak perlu mempelajari akuntansi untuk obligasi jika usaha anda hanya merupakan UMKM yang sama sekali tidak terkait obligasi. Atau anda juga tidak perlu belajar akuntansi biaya jika usaha anda hanya usaha dagang. Belajar hanya pada bidang yang anda butuhkan saja. Sama halnya dengan kuliah. Anda tidak perlu mengambil semua mata kuliah. Ambil yang relevan dengan jurusan anda. Beda halnya jika anda masih sekolah dasar. Anda harus mempelajari semuanya.

Yang jadi masalah ketika belajar akuntansi adalah sulit untuk membayangkannya. Bukan cuma menghapal tiap transaksi akan masuk akun apa saja, tapi setiap jurnal ada logikanya. Ini terkait dengan sistem pencatatan akuntansi yang menggunakan double entry. Memang banyak buku yang mengajarkan anda untuk menerapkan akuntansi secara mudah, tapi contoh-contoh yang diberikan begitu disederhanakan. Kenyataan dilapangan justru membuat kita bingung. Lalu bagaimana caranya supaya kita (terutama pengusaha umkm) dapat mengaplikasikan akuntansi dalam usaha sehari-hari?Salah satu caranya adalah belajar melalui contoh. Dengan meniru, tentu akan mempermudah kita dalam memahami proses akuntansi. 

Dalam page ini, saya akan menyajikan bagaimana penerapan akuntansi pada usaha umkm yang baru saja berdiri. Tiap transaksi yang disajikan merupakan contoh perjalanan dari sebuah bisnis yang bisa jadi anda jalani. 

Jadi jangan lupa untuk disimak ya. Jika ada pertanyaan silahkan email di nicopascakom@gmail.com