SPBU pom bensin


Salah satu perusahaan yang tidak perlu banyak marketing dan selalu didatangi oleh konsumennya adalah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau yang biasa dikenal dengan pom bensin. Mengapa selalu didatangi konsumen tanpa marketing? karena SPBU menjual energi (BBM), dan energi selalu dibutuhkan manusia. Energi tersebut dibutuhkan untuk menggerakan kendaraan. Sayangnya, kendaraan didesain sedemikian rupa sehingga konsumen tidak bisa beralih dari energi BBM. Dengan demikian, ketika konsumen membutuhkan energi, mau tidak mau ia harus beli ke SPBU.

Untungnya, bagi anda pengusaha SPBU, konsumen akan dengan sendirinya datang ke tempat anda. Membelanjakan uangnya dan anda bisa memutar uang tersebut. Kekurangannya, margin keuntungan sudah diatur oleh pemerintah. Anda tidak bisa menjual BBM diatas harga yang ditentukan pemerintah. Sementara, kenaikan biaya tidak terelakan. Belum lagi adanya resiko yang cukup besar dari bisnis ini. Pertama, kenaikan-penurunan harga BBM yang baru-baru ini ditetapkan tiap tiga bulan sekali. Mujur jika anda menyetok harga pada saat BBM rendah dan menjual pada saat harga BBM tinggi. Tapi anda bisa rugi jika menyetok pada saat harga BBM tinggi dan menjual pada saat harga BBM rendah. Selain itu, terdapat resiko terjadinya kebakaran di tempat usaha. Hal ini maklum saja karena BBM mudah terbakar jika disulut api, mesin kendaraan tidak dimatikan pada saat mengisi BBM atau karena sinyal telepon seluler.


Selain itu, potensi resiko juga datang dari pegawai yang memegang uang cash yang sangat besar. Tiap harinya pegawai, dengan gaji UMR bisa memegang uang cash sampai dengan berpuluh kali gaji mereka dalam sebulan. Bayangkan moral hazzard yang dihadapinya. Selain itu, seperti kita dengar dalam pemberitaan, kawanan penjahat juga kerap menargetkan SPBU dalam aksinya. Memang resiko ini selalu ada karena mereka melihat sendiri banyaknya uang yang dipegang oleh pegawai SPBU ketika mengisi BBM. 

Bagaimana dengan manajemen? apakah juga merupakan sumber resiko? ya dimana-mana di setiap perusahaan ada yang namanay agency problem. Agency problem pada dasarnya adalah perbedaan kepentingan antara pemilik usaha dengan manajemen. Pemilik usaha ingin usaha berkembang dan menghasilkan, manajemen berupaya untuk memperkaya diri mereka sendiri. 

Oleh sebab itu, salah satu cara yang dapat memitigasi atau mengurangi resiko dari beberapa hal tersebut diatas adalah dengan melakukan pembukuan usaha (akuntansi). Pembukuan hendaknya terpisah dengan pemegang uang. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir peluang adanya kongkalikong diantara keduanya. 

Contoh penyalah gunaan adalah ketika pembelian BBM sebesar 1.200.000,-, dilaporkan 1.000.000,-. Penjualan jika semua habis misalnya dari 1.200.000 menjadi 1.500.000. Tapi karena sejak awal uang disalah gunakan maka penjualan hanya dilaporkan 1.300.000,-. Itu kalo semuanya dilaporkan. Kalau yang dilaporkan hanya 1.200.000,-. Maka terdapat potensi kerugian sebesar 300.000,-. Anda sebagai pengusaha pasti percaya karena di dalam pembukuan yang disajikan adalah pembelian 1.000.000 dan penjualan 1.200.000,-. Padahal? siapa yang tahu. Hal ini bisa dibuktikan jika secara berkala dilakukan audit atas keuangan dan operasional usaha.

apakah saya berlebihan? ya mungkin saja. Tapi tidak ada salahnya untuk tetap hati-hati dalam menjalankan bisnis.

tertarik untuk melakukan pembukuan untuk usaha anda? bisa berdiskusi dengan saya di nicopascakom@gmail.com