Pengalaman adalah guru yang
paling berharga. Ia dapat membentuk otot-otot dan memori sehingga kita dapat
mengantisipasi dan bertindak dengan benar apabila hal tersebut terjadi lagi.
Oleh sebab itu, tak heran jika ada yang mengatakan bahwa kegagalan adalah
prestasi yang tertunda. Dari sebuah kegagalan kita menjadi tahu bahwa cara yang
dilakukan selama ini tidak dapat mengantarkan kita pada keberhasilan. Banyak
mengalami kegagalan berarti kita jadi memiliki banyak pengalalaman yang
memberitahu pada kita banyak cara yang bukan merupakan cara yang tepat untuk
menggapai sebuah keberhasilan. Makanya orang yang banyak gagal merupakan orang
yang banyak memiliki ilmu, karena ia telah mengetahui bahwa banyak cara yang
mengantarkan dia menuju kegagalan.
Namun demikian, untuk menjadi
sukses tidak berarti kita harus mengalami kegagalan serupa yang dialami oleh
orang lain. Untuk memproduksi lampu, kita tidak perlu mengalami kegagalan
thomas alfa edison ketika menemukan sebuah lampu. Untuk menjadi seorang akuntan
hebat, kita tidak perlu mengalami kegagalan yang dialami oleh akuntan lainny.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk terhindar dari kegagalan adalah
dengan cara belajar.Melalui belajar kita tidak perlu mengalami kejadian yang
dialami oleh penulis. Melalui belajar kita bisa mengetahui bagaimana cara-cara
yang ampuh untuk menuai kesuksesan.
Salah satu hal yang dapat
dipelajari oleh semua akuntan terkait etika adalah melalui ford pinto. Begini
ceritanya. Selepas menyelesaikan master bisnis tahun 1972, Dennis A Giola
diterima sebagai pegawai di Ford Motor Company. Denis adalah pegiat demonstrasi
anti perang dan berbagai kegiatan lainnya. Sebagai seorang yang aktif dalam
kegiatan demonstrasi, Dennis merupakan orang yang berprinsip. Dengan bekerja di
Ford Motor ia berkeinginan untuk mengibah ford dari dalam agar menjadi
perusahaan yang tidak hanya mengutamakan laba.
Terbenam dalam pekerjaan dengan
dedikasinya yang begitu mendalam dennis akhirnya dikenal sebagai pegawai yang
cemerlang. Ia kemudian dipromosikan menjadi Field Recall Coordinator yang
tugasnya adalah mengumpulkan informasi terkait dengan kemungkinan terjadinya
masalah dan memberikan rekomendasi untuk menarik mobil yang telah terjual
apabila terdapat kesalahan yang dibuat oleh pabrik. Tugasnya menjadi penting
karena apa yang dilakukannya menyangkut keselamatan orang banyak.
Pada awalnya Dennis sangat
berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ia sangat cermat dan mempertimbangkan
banyak hal sebelum mengambil keputusan. Namun, seiring dengan waktu,
pengambilan keputusan yang dilakukan dennis hanya memperhatikan beberapa faktor
yang dianggap faktor kunci. Sialnya, disaat yang sama, ford mengalami
persaingan yang sangat ketat dari pesaingnya dari perusahaan Jepang. Dengan
demikian pertimbangan utama yang mendasari Dennis dalam mengambil keputusan
adalah kelangsungan hidup perusahaan.
Kekeliruan Dennis dalam
pengambilan keputusan terjadi terkait dengan Ford Pinto. Ford Pinto adalah
salah satu dari sedikit andalan perusahaan. Kala itu terdapat produk Ford Pinto
yang harus ditarik kembali, namun ia berkeputusan untuk merekomendasikan agar
Ford Pinto tidak ditarik dari pasar. Padahal telah jatuh beberapa korban karena
adanya kesalahan dalam desain. Kasus ini kemudian menjadi sebuah hal yang
kontroversial dan perusahaan dituding mengorbankan keselamaatan pengguna atas
nama efisiensi.
Setelah keluar dari Ford, Dennis
kemudian mengakui keputusannya merupakan keputusan yang tidak etis. Selama ia
bekerja ia tidak memiliki sedikit keraguan untuk mengambil keputusan tersebut.
Sistem, lingkungan, budaya perusahaan secara tidak disadari ternyata telah
mengubah seorang Denis yang sebelumnya merupakan orang yang berprinsip.
