Yang namanya kecurangan bukan
saja terjadi pada yang besar saja, yang kecil juga ada. Tindakan kecurangan
bukan saja dilatarbelakangi karena kekurangan saja tapi bisa juga karena
dilatar belakangi karena adanya kelebihan. Potensi kecurangan memang bisa
terjadi dimana saja. Pegawai yang bergaji rendah bisa saja melakukan kecurangan
dengan alasan kekurangan gaji. Pegawai yang bergaji tinggi juga bisa melakukan
kecurangan dengan alasan kekurangan gaji untuk menutup gaya hidup yang tinggi.
Bukan hanya pegawai rendahan, pegawai level manager bahkan eksekutif juga bisa
melakukan kecurangan. Tentu tindak kecurangan ini didasari oleh kepentingan
tertentu.
Kecurangan skala korporasi pernah
terjadi di Amerika Serikat. Tidak tangung-tanggung, kecurangan yang terjadi pada
era tahun 1920an ini terjadi dalam jumlah milyaran dollar atau jika di rupiah
kan saat ini bisa mencapai triliunan. Salah satu perusahaan yang melakukan
adalah Enron. Perusahaan ini pada awalnya adalah perusahaan yang sangat
diidamkan investor. Dalam waktu sepuluh tahun pendapatan perusahaan ini
meningkat tajam dari US$5,5 milyar menjadi US$100,8 milyar atau dua puluh kali
lipat. Keberhasilan dalam meningkatkan pendapatan ini diklaim Enron sebagai
upaya dari inovasi yang dilakukan terutama dalam inovasi model bisnis.
Belakangan pertumbuhan yang
fantastis itu ternyata dilakukan dengan cara memanfaatkan celah dalam perlakuan
akuntansi yakni mengelembungkan pendapatan dan menyembunyikan hutang. Sial bagi
Enron, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga.
Sepandai-pandainya window dressing akhirnya terkuak juga. Enron akhirnya terjebak
pada pertumbuhan pendapatan semu yang ia ciptakan. Hanya dalam waktu satu
setengah bulan setelah pengungkapan kerugian, Enron mengalami kebangkrutan.
Begipun dengan kantor akuntan publik Arthur Andersen yang menjadi akuntannya.
Gilanya lagi, ternyata yang
melakukan bukan hanya Enron. Sepanjang awal tahun 2000an, terdapat skandal
akuntansi yang juga dilakukan perusahaan amerika diantaranya Xerox, Adelphia,
AOL, Bristol-Myers Squibb, Freddie Mac, Sunbeam dan WorldCom.
Berkaca dari skandal tersebut,
kini profesi akuntan lebih ketat diatur. Pemerintah Amerika saja telah
mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act yang mengatur lebih lengkap profesi akuntan dan
tanggung jawab eksekutif atas laporan keuangan.