Cara Bertahan di Pasar Saham Ala Trader Investor Santuy


Kata orang jangan main saham gorengan, pilih blue chip saja. Oke kita turuti. Namun ternyata saham blue chip ternyata juga gak aman-aman banget. Bisa turun drastis dalam waktu tertentu. 

Sebut saja saham  HMSP dan GGRM yang tiba-tiba loncat ke bawah gegara aturan mengenai cukai rokok keluar. Di aturan tersebut pemerintah menaikan cukai rokok per Januari 2020 kalo gak salah. Otomatis keputusan tersebut direspon pasar dengan cara melego sahamnya secara besar-besaran.




Lho kenapa dijual, bukannya GGRM dan HMSP adalah saham blue chip? Nah, menurut saya, pemegang saham (baik trader maupun investor) melihat dengan adanya kebijakan cukai baru tersebut akan menggerus pendapatan si emiten. Harga naik permintaan diyakini turun. Hukum penawaran-permintaan berlaku. 

Ketika pendapatan emiten turun maka pendapatan per lembar saham (EPS) juga turun. Ketika EPS turun maka valuasi emiten di mata investor juga turun. Jadi sebelum EPS turun, investor sudah mengambil posisi dengan menjual saham yang dimiliki. 

Sementara trader melihat kebijakan tersebut sebagai sebuah sinyal bahwa investor akan keluar dari emiten. Bagaimanapun jika ada sentiment negative kemungkinan harga akan turun. Nah trader juga mengambil posisi dengan ikut keluar dari emiten sblm harga berlanjut turun.

Nah apa hubungannya dengan cara bertahan di pasar saham? Seperti yang disebutkan sebelumnya  bahwa saham blue chip pun bisa turun secara drastis jika pasar berkehendak. Pasar selalu benar dan kita harus menyesuaikan. Bukan berarti saham-saham blue chip yang lain juga akan kebal terhadap penurunan, karena jika fundamentalnya berubah, apalagi terkait dengan aturan yang dikeluarkan pemerintah, diyakini juga akan mengalami perubahan. Bisa naik atau bisa turun.

Itu bluechip, bagaimana jika kita tanpa sengaja juga beli saham gorengan, atau dengan sengaja beli saham gorengan? Tentu ada resiko yang perlu kita kelola.

Resiko sebenarnya adalah teman kita ketika masuk dalam pasar saham. Meskipun tujuan kita adalah profit alias cuan, sebenarnya hal yang pasti di bursa adalah resiko. Saham kita sewaktu-waktu dapat terjun bebas tanpa ada peringatan sebelumnya. Atau saham kita turun untuk kemudian naik menuju target profit yang kita impikan.

Mengapa harus bertahan? Bukannya kita harus profit di pasar saham? Betul, kalo profit berarti berhasil bertahan di pasar saham, kalo bertahan sudah pasti profit atau setidaknya balik modal. 

Tapi kalo misalnya all in dalam 1 emiten profit 2 kali kemudian loss 2 kali, maka ada kemungkinan kita gak bisa bertahan untuk 1 sampai 20 tahun kedepan. Karena kita sudah out dari pasar saham karena bankrupt.. Jadi gimana caranya supaya dapat bertahan di pasar modal?

1. Uji strategi yang digunakan
Lakukan back test terhadap strategi yang kita gunakan. Jika win ratio diatas 50% dan returnpositif ditambah drawdown yang kecil, maka bisa kemungkinan bertahan di pasar saham makin besar


2      2. Diversifikasi
Trading saham jangan all ini dalam satu saham/emiten. Diversifikasi hingga jumlah tertentu. Banyak yang menggunakan diversifikasi 5 – 10 emiten. Ada juga yang mendiversifikasi hingga 20 – 30 emiten. Dengan adanya diversifikasi ini maka resiko individual saham/emiten makin dapat terkelola. Bahasa sederhananya, jika saham di salah satu emiten loss sampai 100% maka kita tidak langsung gulung tikar, karena modal yang hilang cuma 3 -10 persen saja. Kita masih bisa bertarung lagi.

3    3. Batasi Modal per saham
Tentukan berapa loss yang mampu kita terima. Jika kita mampu menerima loss yang sangat besar berarti jumlah modal per saham boleh besar. Tapi jika kita hanya mampu loss 500ribu per saham, misalnya, maka batasi jumlah modal yang ditanam pada satu saham.

4    4. Tentukan Cutloss
Ketika kita mau untung di pasar saham, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah berapa rugi yang mampu kita terima. JIka Kita adalah trader saham, maka menentukan cutloss adalah hal yang wajib. Hal ini kita lakukan untuk melindungi modal kita dari penurunan harga yang lebih dalam dan modal yang tersisa bisa kita gunakan lagi untuk trading saham lainnya. Sementara jika kita adalah investor saham, maka cutloss tidak perlu kita lakukan, sepanjang riset yang kita lakukan sudah berkualitas dan yakin bahwa emiten yang kita pilih memiliki struktur keuangan yang sehat dan masa depan bisnis yang cerah.

5       5.Lakukan Riset
Ini khusus untuk investor (bukan trader). Riset penting dilakukan untuk memastikan bahwa modal yang kita benamkan pada emiten benar-benar aman. Kita harus memastikan perusahaan yang kita pilih memiliki struktur keuangan yang kuat dan mampu terus bertahan dan mencetak keuntungan pada tahun-tahun mendatang


Yup. Sederhana memang. Kita perlu lima cara diatas untuk mampu bertahan di pasar saham. Cita-cita boleh untung, tapi jangan lupa risiko juga harus dijaga. Jangan sampai cita-cita kita sirna karena tetiba ada risiko yang tidak bisa kita hindari. Ingat! yang bertahan paling lama di bursa saham adalah pemenangnya. Semoga cuan!

No comments:

Post a Comment

hanya 5% komentar yang akan dimuat. Biasanya sih komentar cerdas. Jadi jangan sia-siakan waktu kamu hanya untuk nyepam